Minggu, 03 Juni 2012

Puisi untuk Chairil Anwar

Aku punya 1 idola sastrawan yang sangat aku kagumi.Tulisannya ambigu,namun kena dihati pembacanya."Ahh,segala menebal segala mengental segala tak ku kenal, selamat tinggal".
Dia adalah Chairil Anwar pelopor puisi modern Indonesia... Pria inilah yang membuat aku tergila-gila dalam menulis puisi-puisiku.Dalam judul buku yang aku pinjam di perpusda "Pulanglah Dia si Anak hilang" semakin membuatku menggilainya.Ada kata2 dari beliau yang sangat2 aku hapal "Bukan maksudku berbagi nasib. Nasib adalah kesunyian masing-masing" ada juga dialog tentang si anak hilang yang sangat menginspirasi..

"Perlukah kemiskinan untuk membikin kau kembali padaku"
"Entahlah,entah. Tapi dalam kegersangan padang pasir aku baru bisa mencintai kedahagaanku"
"Kemiskinanmu baru bisa mengajarkan kau menghargai kekayaan.

Ada satu lagi dialog yang sangat berpengaruh.
"Apakah kau bisa berbahagia begitu jauh dari kami?"
"Aku bukan mencari bahagia"
"Apa yang kau cari?"
"Aku mencari... siapa aku

Aku juga menciptakan satu puisi khusus untuknya, dimalam aku membaca buku beliau.Aku belum memberi judul puisiku,tapi ini khusus untukknya...

Aku sudah tak bisa berpikir lagi
Charil, kau mengangguku
tulisanmu semu lagi meninggi
Namun, salahkupun mengagumimu

Dari bait-bait sajakmu
Aku meneduh tandu
Langka lelaki seperti kau
Aduh,aku demam
Dengan hati bergumam-gumam
Dimalam-malam
Puisi dan tulisanmu yang kelam
Akupun mengukir tulisan kebisuan sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar